Sunday, May 20, 2012

Apakah kita sdh bersyukur ?

Karena hujan yg tidak kunjung berhenti, akhirnya saya memutuskan menerobos hujan karena hari sdh malam & sampai di Tegalega, perut sdh tdk bisa diajak kompromi, akhirnya saya memutuskan mampir di warung nasi tenda dipinggir jalan.

Saat lagi asik menikmati pecel lele, masuklah seorg bapak, dg istri & 2 anaknya.. Yg menarik adalah kendaraan mereka adalah gerobak dorong.. Lalu bapak ini memesan 2 piring nasi & ayam goreng utk istri & anaknya.


Pertamanya sih ga ada yg menarik, tetapi ketika saya selesai makan, ada yg menarik hati saya..

Ternyata, yg menikmati makanan itu hanya istri dan anaknya. Sedangkan sang bapak hanya melihat istri & anaknya menikmati makanan itu. Sesekali saya melihat anaknya tertawa senang & sangat menikmati ayam goreng yg dipesan oleh bpknya.

Saya perhatikan, wajah sang bpk, walau tampak kelelahan terlihat senyum bahagia di wajahnya.Lalu saya mendengar dia berkata pelan." makan yg puas Nak, toh hari ini tgl kelahiranmu"



Saya terharu mendengarnya.. seorang bpk, dgn keterbatasannya, sebagai pemulung.. memberi ayam goreng warung tenda dipinggir jalan, utk hadiah anaknya..

Hampir menangis rasanya saya diwarung itu.. Segera sebelum air mata ini tumpah, saya berdiri,& membayar makanan saya & juga dgn pelan saya bilang ke penjaga warung..."mas, tagihan bapak itu, saya yg bayar..dan tolong tambahin ayam goreng dan tahu tempe"

Lalu lekas-lekas saya pergi. kisah ini kutulis, untuk bahan perenungan..

Bahwa Tuhan sdh memberikan yg terbaik untuk saya saat ini...,

kita sering & biasa makan di Sushi-Tei, Kentucky, Mc Donald, Hoka Hoka Bento, Pizza Hut dsb...

Padahal bagi org disekitar kita, pecel lele pinggir jalan, adalah makanan mewah...

Sungguh tak pantas bagi saya untuk mengeluh & merasa kurang....

Rasa syukur akan mengantarkan rasa bahagia.

Semoga bermanfaat!


Cerita ini di forward dr Pak Ismail A Said (Wartawan Senior Republika)

Tuesday, May 15, 2012

Wisata Kuliner Gudeg Manggar Bantul Jogja



Yogyakarta sering disebut sebagai Kota Gudeg. Maklum, dari kota inilah gudeg mulai menyebar ke seluruh antero Nusantara dan menjadi sajian populer. Bahan dasar gudeg adalah nangka muda yang disebut gori dalam dialek setempat. Gudeg hadir dalam dua versi, yaitu: kering dan basah. Gudeg kering adalah gudeg yang setelah direbus kemudian ditiriskan dan "digoreng" tanpa minyak dengan menambahkan gula merah. Kebanyakan gudeg kering mempunyai citarasa manis yang intens. Sedangkan gudeg basah cenderung kurang manis.

Khusus di daerah Bantul, ada jenis gudeg lain yang populer, yaitu gudeg manggar. Manggar adalah putik bunga kelapa muda yang dipakai sebagai bahan utama menggantikan nangka muda. Menurut beberapa sumber, penggunaan manggar sebagai pengganti nangka muda merupakan bentuk perlawanan di masa lalu.  Konon, sebagian rakyat Bantul pada masa Perang Diponegoro melawan kekuasaan Sultan Hamengkubuwono yang pada waktu itu mereka anggap memihak pada kepentingan Hindia-Belanda. "Kuliner Perlawanan" inilah yang kemudian menghasilkan gudeg manggar - ikon kuliner Bantul hingga saat ini.

Secara umum, gudeg manggar mempunyai citarasa yang sama dengan gudeg nangka muda. Ini disebabkan karena bumbu-bumbu yang dipakai persis sama. Bedanya adalah pada tekstur nangka muda yang lebih empuk, sedangkan manggar bertekstur lebih krenyes-krenyes.

Sekalipun pada umumnya gudeg manggar juga bercita rasa manis, tetapi setiap dapur tentu mempunyai kekhasan masing-masing. Misalnya, ada yang memakai tempe semangit (tempe yang menuju busuk) sebagai bumbu, sehingga menghasilkan citarasa yang sangat khas. Di dapur lain, tempe semangit tidak dipergunakan, tetapi mereka memakai tulang dan kulit ayam untuk membuatnya lebih gurih. Selalu ada kreativitas khas untuk membuat gudeg manggar lebih istimewa.

Seperti halnya gudeg, gudeg manggar pun biasanya disandingkan dengan berbagai lauk-pauk, seperti: opor ayam berkuah kental, sambal goreng krecek (krupuk kulit), tahu dan tempe bacem, dan lain-lain. Ada pula yang menambahkan blondo (tahi minyak) atau areh (kepala santan kental) untuk membuatnya lebih gurih. Jangan lupa rempeyek, krupuk kulit, atau krupuk lain sebagai pendamping yang memperkaya tekstur kelengkapan sajian ini.

Gudeg manggar sempat menjadi langka karena kehilangan peminat. Namun, sejak beberapa tahun belakangan, gudeg manggar kembali naik daun setelah beberapa media massa menampilkannya sebagai kuliner pusaka yang wajib dilestarikan. Di berbagai festival kuliner pun hampir dapat dipastikan kehadiran gudeg manggar yang mendapat perhatian ramai.

Selain di Bantul, di Yogyakarta pun kini dapat dijumpai beberapa pedagang gudeg yang mengkhususkan jualannya pada gudeg manggar.

Bondan Winarno - detikFood

Monday, May 7, 2012

Wisata Kuliner Sega Abang Mbok Jirak


MENU spesial yang disajikan adalah Sega Abang (nasi merah). Bahannya dari beras padi gogo, yang dibudidayakan di lahan kering. Dikatakan spesial, karena mungkin ini hanya satu-satunya ditemukan di warung makan Mbok Jirak di Desa Munggi Pasar RT 08/RW 32 Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul DI Yogyakarta.

Warung makan Sega Abang yang cukup legendaris itu, terletak di tepian jalan raya jalan tembus Wonogiri - Wonosari Kabupaten Gunungkidul DI Yogyakarta. Tepatnya, berada di kilometer 7 dari ibukota Kabupaten Wonosari Gunungkidul, dekat jembatan Semanu.

Pada dinding dalam ruangan warung, terpampang foto Presiden Megawati Soekarnoputri yang tengah menikmati sajian khas menu Sega Abang. Foto itu mempertegas, betapa menu kuliner tradisional yang melegenda di warung makan milik Purwanto (70) itu, meski terletak di daerah udik Gunungkidul, ternyata juga diminati oleh Presiden Republik Indonesia.

Purwanto, merupakan generasi kedua, karena warung Sega Abang itu sebelumnya diusahakan oleh orang tuanya - Mbah Martono Mbok Jirak. "Hitung-hitung, warung ini sekarang telah mewaris ke generasi ketiga, yakni ke anak-anak Purwanto," ujar Tina.

Bersama kakaknya, Mami dan Karni, Tina tampil menjadi tulang punggung pelestari warung Sega Abang. Tina, anak bungsu Purwanto, mengaku lulusan SMA Karangmojo Kabupaten Gunungkidul tahun 2001. Dia tidak kuliah, karena memilih meneruskan usaha warung Sega Abang warisan leluhurnya.

Tokoh-tokoh nasional yang berkunjung ke Yogyakarta, suka memesan menu tradisional Sega Abang warung Mbok Jirak. Bahkan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, jika berkunjung ke pantai Baron, suka mampir 'njajan' di warung Sega Abang.

Menu Sega Abang, sangat nikmat saat lauknya daging empal, iso atau babat goreng. Cara memasak masak menu itu hingga empuk dan gurih, sehingga benar-benar tersa dilidah.

Akan semakin nikmat lagi bila disertai menyantap sayur gudeg daun pepaya, sambal dan sayur lombok ijo campur irisan tempe.

Warung itu tidak hanya menyajikan lauk empal saja, tapi juga ada lauk ayam goreng, ikan wader goreng dan belalang goreng.

Minuman khas yang paling dianjurkan sebagai teman menyantap makanan itu adalah teh poci gula batu. Tapi pengunjung yang suka es teh, es jeruk, atau minuman botol juga tersaji.

Menu Sega Abang itu disajikan dalam wadah cething terbuat dari anyaman bambu, harganya cukup terjangkau hanya Rp 15 ribu/bakul. Untuk Sayur lombok ijo dan sayur gudeg daun pepaya, diwadah dalam mangkuk, per mangkuknya Rp 5 ribu.

Sedangkan untuk lauknya berupa daging empal per piring Rp 40 ribu, iso Rp 20 ribu/piring, wader Rp 15 ribu/piring.

Semua menu yang disajikan menawarkan rasa nikmat yang membuat ketagihan.

Sehari-harinya, usaha warung Sega Abang itu memperkerjakan dua orang juru masak, dan dibantu oleh enam anak Purwanto. "Setiap hari kami menanak nasi abang sebanyak dua bakul," kata Tina.

Untuk penyiapan bahannya, yakni beras padi gogo merah, Purwanto membelinya dari petani setempat, juga membudidayakannya sendiri di lahan miliknya, atau lahan sewa dari petani Gunungkidul.
( Bambang Purnomo / CN13 )
Suara Merdeka Cybernews

Thursday, May 3, 2012

Wisata Kuliner Kopi Joss Angkringan Lik Man


Kopi Jos mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. Tapi coba tanyakan kepada penikmat malam di Yogyakarta. Sebagian besar dari mereka pasti tau apa itu kopi jos.

Kopi jos mendapat namanya dari suara jos yang ditimbulkan arang membara yang dimasukkan ke dalam kopi panas. Bagaimana rasanya? Coba saja maka anda akan tahu.

Kopi jos Angkringan Lik Man terletak tepat di sebelah utara Stasiun Tugu Yogyakarta. Jika ingin mampir ke sana, bersiaplah untuk antri terutama pada saat jam makan malam.

Pengunjungnya sebagian besar adalah anak muda. Tidak sedikit yang berasal dari kota lain. Selain karena letaknya dekat dengan stasiun tugu, keberadaan angkringan ini sering menjadi bahan liputan TV dan surat kabar.

rusdy 
id.shvoongdotcom

Tuesday, May 1, 2012

Wisata Kuliner SGPC Bu Wiryo Jogja

 Lokasi: Jalan Agro CT VIII, Sleman, utara Selokan Mataram seberang Fak. Kedokteran Hewan UGM. , Tlp.+62-274-512288 

SGPC Bu Wiryo 1959



Yogyakarta tidak saja dikenal sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai kota yang memiliki kekayaan kuliner. Salah satu andalan selain gudeg yang merupakan legenda kuliner  terkenal di Yogya adalah Sego Pecel Bu Wiryo (lebih terkenal dengan sebutan SGPC Bu Wiryo) yang berdiri sejak 1959. Keberadaan warung pecel ini di tengah-tengah lingkungan akademisi Universitas Gadjah Mada menjadi nilai jual tersendiri.

Berbicara tentang sejarah SGPC Bu Wiryo, seperti telah disebutkan di atas bahwa SGPC Bu Wiryo didirikan pada tahun 1959, oleh pasangan suami istri Dario dan Suyati yang memiliki nama keluarga Wiryosoenarto. Pada saat didirikan warung ini berlokasi di sebelah timur KPTU UGM. Pada tahun 1994  lokasi warung ini bergeser ke Jalan Agro CT VIII, Sleman, sebelah utara Selokan Mataram.


SGPC Bu Wiryo masih mempertahankan bangunan sederhana, meja dan bangku panjang yang terbuat dari kayu berjejer memenuhi bagian dalam warung ini, semakin memberikan kesan kuat bahwa SGPC Bu Wiryo bersahaja dan tetap konsisten mewarisi budaya tradisional. Selain itu ada pula grup musik yang siap menghibur anda apabila singgah ke warung ini dengan memainkan lagu-lagu pop dan lagu daerah.

Sesuai dengan namanya, menu utama warung ini tentu saja sego dan pecel (nasi dan pecel). Bukan sego pecel yang biasa anda temui, melainkan sego pecel spesial dengan balutan bumbu yang spesial pula. Anda mungkin akan heran, karena tidak sampai 2-3 menit menu yang Anda pesan siap disantap. Kecepatan dan kesigapa pramusaji sangat diutamakan untuk menghargai kedatangan para pengunjung. Untuk masalah harga Anda tidak perlu khawatir, karena seporsi sego pecel plus lauk pauk dihargai sekitar Rp 10.000,- sampai dengan Rp 12.000,-, cukup terjangkau bukan?. (Arisca Meir/kotajogjadotcom)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...