Begitu orang menyebut
Manding Bantul, yang terlintas di benak adalah sentra kerajinan kulit,
yang pernah berjaya pada dekade 1970 – 1980an. ”Sekarang juga masih
sebagai sentra kerajinan kulit, tapi sudah dikembangkan oleh para
pengrajinnya dengan tambahan bahan baku lain. Itu wajar, karena
permintaan pasar memang demikian,”tutur Lurah Sabdodadi, Binarjono.
Sarjimin, pengrajin yang juga sebagai Ketua Kelompok Pengusaha Sabdodadi
menambahkan, bahan baku yang banyak dipadukan dengan bahan kulit adalah
serat alami seperti pandan, mendong, enceng gondok, agel dan lidi. Di
Manding ada sekitar 25 pengrajin yang masih menekuni kerajinan kulit dan
ada yang mengembangkannya dengan bahan serat alami.
Sementara, Agus Sutejo, perangkat desa
Sabdodadi yang berperan sebagai mediator pengrajin dengan kalangan luas
merasakan muncul berbagai kendala yang dialami pengrajin, terutama di
saat memperoleh order. “Order lumayan banyak. Tapi, belakangan ini,
pemesan banyak yang tidak memberikan uang muka. Jadinya, sebagian besar
pengrajin banyak yang tidak mampu memenuhi volume pesanan.
Pendapat Agus dibenarkan Sarjimin, pemilik Sanggar Sada Sari Handicraft. Sebelum lebaran, ada order senilai Rp 125 juta, dengan batas akhir pengerjaan atau deadline tiga bulan. “Waktunya cukup longgar, tapi karena dana yang ada sudah dialokasikan ke garapan lain, jadinya saya hanya berani mengambil Rp 14 juta saja. Dari 950 set kerajinan yang dipesan, hanya saya sanggupi 100 set saja.
Lurah Sabdodadi, Binarjono terus berupaya mengolah kiat guna mencarikan solusi dalam hal kesulitan permodalan pengrajin. Pak Lurah berharap, Dekranasda Bantul berkenan memberikan jaminan bila pengrajin membutuhkan sebrakan modal. Mungkin bisa ditempuh dengan pola rekening koran. Konkritnya, pengrajin hanya dibebani bunga bank berdasar besarnya uang yang dipinjam dari bank. Lantas jaminannya? Berdasar pengalaman Sarjimin, pemesan selalu membayar sesuai dengan PO (pesanan order) yang diberikan, meskipun pelunasannya sampai 3 bulan. “PO cukup kuat, karena didalamnya termuat berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengrajin.” Sebagai contoh, produk Sarjimin ada yang pernah ditolak sebagian karena tidak sesuai PO. Produk dikembalikan dan pemesan memotong Rp 20 juta.
Sentra kerajinan kulit Manding sangat strategis, berlokasi di jalur wisata Yogya – Parangtritis km. 11,5. Di sekitar perempatan jalan desa Manding terdapat puluhan showroom produk kulit, seperti: tas, sepatu, jaket dan cinderamata kecil-kecil lainnya. Hanya saja, bagi wisatawan yang belum pernah lewat Manding memang tidak cepat mengenal sentra itu, karena belum ada gapura sebagai ciri khas sentra Manding. Baik Lurah Sabdodadi, Sarjimin maupun Agus Sutejo yakni Pem Kab Bantul akan segera mewujudkan pembangunan gapura Manding, mengingat Bupati Drs HM Idham Samawi sangat peduli terhadap pengembangan potensi masyarakat Bantul yang ditopang sektor pertanian dan kerajinan rakyat.
bantulbiz.com
Pendapat Agus dibenarkan Sarjimin, pemilik Sanggar Sada Sari Handicraft. Sebelum lebaran, ada order senilai Rp 125 juta, dengan batas akhir pengerjaan atau deadline tiga bulan. “Waktunya cukup longgar, tapi karena dana yang ada sudah dialokasikan ke garapan lain, jadinya saya hanya berani mengambil Rp 14 juta saja. Dari 950 set kerajinan yang dipesan, hanya saya sanggupi 100 set saja.
Lurah Sabdodadi, Binarjono terus berupaya mengolah kiat guna mencarikan solusi dalam hal kesulitan permodalan pengrajin. Pak Lurah berharap, Dekranasda Bantul berkenan memberikan jaminan bila pengrajin membutuhkan sebrakan modal. Mungkin bisa ditempuh dengan pola rekening koran. Konkritnya, pengrajin hanya dibebani bunga bank berdasar besarnya uang yang dipinjam dari bank. Lantas jaminannya? Berdasar pengalaman Sarjimin, pemesan selalu membayar sesuai dengan PO (pesanan order) yang diberikan, meskipun pelunasannya sampai 3 bulan. “PO cukup kuat, karena didalamnya termuat berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengrajin.” Sebagai contoh, produk Sarjimin ada yang pernah ditolak sebagian karena tidak sesuai PO. Produk dikembalikan dan pemesan memotong Rp 20 juta.
Sentra kerajinan kulit Manding sangat strategis, berlokasi di jalur wisata Yogya – Parangtritis km. 11,5. Di sekitar perempatan jalan desa Manding terdapat puluhan showroom produk kulit, seperti: tas, sepatu, jaket dan cinderamata kecil-kecil lainnya. Hanya saja, bagi wisatawan yang belum pernah lewat Manding memang tidak cepat mengenal sentra itu, karena belum ada gapura sebagai ciri khas sentra Manding. Baik Lurah Sabdodadi, Sarjimin maupun Agus Sutejo yakni Pem Kab Bantul akan segera mewujudkan pembangunan gapura Manding, mengingat Bupati Drs HM Idham Samawi sangat peduli terhadap pengembangan potensi masyarakat Bantul yang ditopang sektor pertanian dan kerajinan rakyat.
bantulbiz.com
No comments:
Post a Comment