Thursday, March 29, 2012

Wisata Pantai Ngobaran


Pantai adalah sebuah tempat yang rumit. Dimana ketika berada disana, segala perasaan bercampur aduk jadi satu, mulai dari rasa geli kala merasakan kaki menyatu dengan butiran pasir abu-abu tua yang basah oleh terpaan riak, juga rasa senang yang dicampur dengan remah-remah kegalauan kala mendengar suara ombak yang serupa gurauan. Pantai adalah penghubung antara kita dengan laut, siapa yang tidak menyukai laut kecuali para hydrophobia? Selalu ada perasaan tak terdefinisikan ketika melihat laut, tempat bermuara dari segala hal yang ingin melarikan diri dari daratan.

Bicara soal laut dan pantai, barangkali daerah di sekitaran wilayah Yogyakarta adalah tempat yang tepat bagi semua yang ingin menemukan pantai sekaligus laut yang satu paket dengan deburan ombak yang besar. Dan nama Parangtritis, pasti adalah nama yang langsung terbesit dalam pikiran kita ketika kita membicarakan pantai-pantai di Provinsi Yogyakarta. Namun tahukah Anda bahwa ada satu pantai di wilayah Yogyakarta, yang tak kalah menarik dengan Parangtritis?

Namanya adalah Ngobaran. Sebuah Pantai yang terletak di Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Anda yang belum pernah berkunjung kesana, dan belum pernah mendengar serba-serbi pantai ini, pastilah berpikir bahwa pantai ini hanyalah pantai biasa, yang sama dengan pantai-pantai lain. Namun tahukah Anda bahwa banyak keunikan yang bisa ditemui di pantai ini?

Selain hamparan algae hijau yang dapat terlihat jelas ketika air sedang surut, ada sebuah keunikan yang sangat mengesankan yang dapat kita lihat dari pantai ini. Multikulturalisme. Saat membaca ini, Anda pasti akan mengerutkan dahi sembari bertanya-tanya multikulturalisme macam apa yang bisa ditemui di daerah pantai? Multikulturalisme ikan laut, kura-kura, dan plankton? Tidak, multikulturalisme yang akan kita bicarakan disini tentunya adalah multikulturalisme dalam kebudayaan yang dibangun oleh manusia.

Tak jauh dari sebuah prasasti yang dibangun untuk mengenang hilangnya Prabu Brawijaya V di sana, ada sebuah pura yang berdiri dengan tegak dan indah, sebagai tempat peribadatan umat Hindhu. Tak jauh dari pura tersebut, ada sebuah bangunan berbentuk Joglo yang digunakan untuk tempat peribadatan orang-orang yang menganut kepercayaan Kejawen, sebuah kepercayaan yang kental dengan adat Jawa di dalamnya. Kejawen ini tidaklah seperti agama semacam Islam atau Kristiani, tetapi Kejawen, oleh para umatnya lebih dipandang sebagai sebuah aliran atau cara pandang hidup.

Dan tak jauh dari kedua tempat ibadah tersebut, ada pula sebuah mushola yang tepat menghadap ke laut, jadi, ketika kita sholat, kita dapat mendengar deburan ombak yang seolah saling berkejaran. Entah kenapa mushola yang ada di tempat ini di bangun menghadap ke selatan, bukannya ke barat daya sebagai arah kiblat, tetapi yang jelas, penduduk setempat telah menandai arah kiblat sehingga kita tidak perlu bingung mencari kiblat bila ingin sholat disana. Dan disaat kepala kita dipenuhi dengan berita-berita semacam perang antar penganut agama, toleransi yang kini telah luruh, juga begitu mudahnya rakyat kita menjadi “panas” apabila bersinggungan dengan masalah yang menyangkut perbedaan agama, bahkan perbedaan cara beribadah dalam satu agama sekalipun, serta perusakan rumah-rumah peribadatan, pemandangan semacam ini di Pantai Ngobaran rasanya mampu menumbuhkan kembali optimisme kita bahwa masih ada sekelompok manusia yang masih memegang nilai-nilai toleransi dalam dirinya.

Tak hanya pemandangan dan tempat peribadatan yang unik, kuliner di pantai inipun juga tak kalah menarik. Pernah merasakan bagaimana rasanya landak laut goreng? Kalau Anda penasaran dengan rasanya, Anda bisa meminta atau membelinya dari warga sekitar. Walaupun tidak seperti rumput laut yang biasa mereka jual kepada tengkulak, mereka tidak menjual landak laut goreng dengan bumbu garam dan sedikit cabai ini, karena landak laut ini mereka masak untuk konsumsi pribadi,tetapi rasanya mereka tak akan keberatan untuk membagi kelezatan landak laut goreng ini dengan Anda. Jangan takut akan terluka saat memakan landak laut goreng ini, karena yang diambil dari landak laut ini untuk digoreng adalah dagingnya, dan durinya telah dibuang sebelumnya.

Dan melihat hal-hal yang telah diceritakan di atas, rasanya Pantai Ngobaran sangat cocok menjadi tujuan wisata bagi mereka para penyuka laut dan keindahan alam. Deburan ombak laut selatan, angin yang tenang, bangunan-bangunan yang cukup unik dan memiliki nilai multikulturalisme, serta tak lupa landak laut goreng yang sedap, rasanya masalah-masalah kita saat itu pasti akan lenyap, seperti sersepih kertas yang terbawa ombak di lautan lantas hilang tercerai berai begitu saja.

Teks: Intan Ayu Dewintya Kirana

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...